Senin, 29 April 2013

GOOD BUSINESS

GOOD BUSINESS BISNIS SEBAGAI JALAN KEBAHAGIAAN BAGIAN 1 : FLOW DAN KEBAHAGIAAN 1. Merancang masa depan Pekerjaan sangat menentukan seperrti apa hidup kita. Pekerjaan bisa salah satu aspek menyenangkan dan memuaskan yang bergantung pada tindakan kolektif kita. Hal itu dapat terwujud bila adanya kepedulian dalam setiap organisasi bisnis, untuk belajar memberi andil bagi kebahagiaan manusia secara menyeluruh, bagi pembentukan kehidupan yang nyaman dan bermakna, dan bagi terwujudnya sebuah mayarakat yang adil dan berkembang maju yang dijalankan oleh para pemimpin dan manajer bahkan para pekerja. Langkah pertama kita harus mengetahui pemimin sukses di masa lalu, kemudian, kita dapat memahami lebh baik berbagai pilihan yang mungkin dihadapi di masa sepan. Sebagai manusia, kita idak bisa melanjutkan hidup tanpa harapan. Pemimpin yang sukses di masa lalu, berdasarkan level perkembangan manusia adalah kelompok pemburu-pemburu terbaik dalam suku yang memberi hasil buruan sangat banyak bagi pengikutnya, kemudian berkembang teknologi pangan dan perang semakin canggih, maka kelompok panglima perang dan raja memegang kepemimpinan, selanjutnya pendeta dan bengsawan (tuan tanah yang kaya raya), pada masa kemudia berkembang para pedagang dan penghasil barang menjadi pemimpin yang sukses. Pada masa sekarang terdapat dua kategori manusia yang mendapatkan penghargaan paling nyata atas jasa mereke menyediakan kebutuhan materil dan spiritual masyarakat. Yaitu para ilmuwan dan para pebisnis. Pebisnis baik laki-laki maupun perempuan yang menjalankannya mmenjanjikan kepada kita kehidupan yang sejahtera, nyaman, dan menggairahkan dengan jalan memberikan kesempatan kepada kekuatan pasar untuk mengatur produksi dan konsumsi dengan cara paling efisien. Kebanyakan tokoh bisnis dan sains akan berpendapat bahwa bukanlah tanggung jawab mereka untuk memenuhi kebutuhan spiritual masyarakat. Pekerjaan seperti itu lebih baik diberikan kepada pendeta, atau pemimpin politik. Jika tidak ada pihak yang maju untuk mengambil peran itu maka bisa menjadi orang yang tidak bermoral. Perenungan atas pola sejarah amat berguna karena kita dapat memetik pelajaran darinya dan menghindari kemungkinan mengulang kesalahan. Di masa lalu sebuah kelompok elite biasanya muncul karena mereka berjanji akan memperbaiki kehidupan banyak orang. Akan tetapi, pada masa pertengahan hal itu tidaklah terbukti, hanya sebagai upaya untuk memperoleh kesenangan dan kekuasaan. Siklus perubahan antara harapan dan kekecewaan seperti itu berlangsung di kebanyakan masyarakat di seantero dunia. Cukup jelas terlihat kesamaan antara zaman dahulu dengan saat ini. Pada abad silam, pemimpin bisnis membua pernyataan yang bisa dipercaya dipercaya yang intinya menegaskan bahwa dengan mendukung beroperasinya pasar bebas, tanpa kekangan regulasi sosial dan politik, kita akan meningkatkan kualitas hidup setiap orang. Akibatnya, model yang kita pakai untuk membayangkan cara kerja dunia, menganggap bahwa produksi dan konsumsi merupakan standar bagi kemakmuran dan kesejahteraan. Dengan mudah kita dapat mengikuti dan menyimpulkan bahwa sifat dasar manusia adalah keserakahan, dan para tokoh yang menentukan keuangan saat ini akan terus menghimpun kekayaan sampai kesenjangan internal dalam pendapatan menjadi terlalu mencolok dan membuat tatanan sosial sulit bertahan. Akan tetapi, meskipun catatan sejarah tampaknya menyurutkan harapan, sesungguhnya sifat dasar manusia tidak semata-mata berpijak pada keserakahan. Pada setiap periode sejarah, terbukti ada orang-orang yang tidak hanya memedulikan keuntungan diri sendiri. Mereka menemukan kepuasan dengan mendedikasikan diri bagi peningkatan kesejahteraan bersama. Banyak pemimpin bisnis kini sungguh-sungguh berpandangan bahwa pekerjaan mereka juga mencakup tanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat yang lebih luas. Orang-orang ini tidak mendefenisikan diri mereka sebagai mesin pengeruk uang yang eksis hanya demi memuaskan hasrat yang terus meningkat untuk mendapatkan keuntungan dalam waktu singkat. Manajer seratus tahun Yvon Chouinard pendiri Pantagonia, pabrik outdoor gear, berhasil mengubah sebuah bangunan industri yang berusia hampir seabad, menjadi sebuah lingkungan yang indah. Mereka mencoba beraktivitas seolah-olah perusahaan ini akan berdiri seratus tahun yang akan datang. Bangunan yang dicat dengan warna-warna pastel, terletak di sebuah jalan kecil yang tenang, bagian dalamnya sederhana dan nyaman dengan tumbuhan tergantung pada balok. Karyawan yang berlalu lalang dengan santai bercelana pendek dan bersandal. Sinar matahari berkilauan menembus untaian tanaman wiateria, dan sekkitar satu blok ke arah barat tampak samudra terbantang dengan damai. Program Chouinard ini menyentuh aspek fundamental dari sifat dasar manusia, yaitu semacam stabilitas dalam hidup. Kita harus punya keyakinan bahwa keberadaan kita memiliki tujuan yang bermanfaat dan bernilai. Pada masa silam, keluarga membuat kehidupan sehari-hari menjadi terfokus, komunitas lokal yang memedulikan para anggotanya. Selanjutnya bisnis besar berdiri sebagai mercusuar pencerahan dan tanggung jawab sosial. Pada masa sekarang ini, para pemimpin bisnis tidak mungkin bisa menciptakan iklim keteraturan yang positif, jika perhatian mereka hanya keuntungan. Mereka juga harus mempunyai visi yang memberi makna pada kehidupan, yang menawarkan kepada orang-orang harapan akan masa depan mereka sendiri maupun anak-anak mereka. Kita sudah belajar bagaimana menghasilkan “manajer lima menit”, “manajer satu menit”. Namun, akan lebih baik lagi bila kita menanyakan pada diri kita apa yang dibutuhkan untuk menjadi seorang eksekutif yang berpartisipasi dalam membangun masa depan yang lebih baik. Yang paling utama kita butuh manajer seratus tahun untuk memimpin perusahaan. Di dunia saat ini, bisnislah yang terutama sekali memiliki kekuasaan dan tanggung jawab untuk menjadikan hidup lebih menyenangkan dan aman. Ketika perusahaan bubar dan menjelma dalam bentuk perusahaan baru tampaklah bahwa hanya sedikit orang yang menganggap serius tanggung jawab itu. Yvon Chouinard memulai karier profesionalnya sebagai seorang yang pandai besi keliling yang memiliki kecintaan akan pegunungan. Ia ahli dalam mendaki gunung, dan punya banyak minat dalam peralatan mendaki gunung, karena pada hari-hari itu sulit membeli perlengkapan mendaki gunung di Eropa, jadi ia memutuskan untuk membuatnya sendiri. Dengan kemampuan mengolah besi, ia sanggup membuat perlengkapan mendaki gunung yang lebih baik daripada yang dihasilkan orang lain. Dan dalam beberapa tahun, ia punya bisnis perlengkapan mendaki gunung yang berkembang pesat. Tetapi sukses itu ada suka dukanya, ketika mendaki semakin populer , pegunungan dinding batuyang menakjubkan itu menjadi dipenuhi lubang dan goresan dari perangkat keras yang dihujamkan kepadanya. Ia menyadari bahwa itu berarti sama saja dengan membantu meruntuhkan pegunungan yang dicintainya. Ia tahu bahwa ia tidak bisa hidup tenang kecuali jika ia mengubah haluan. Maka ia mencptakan cara baru dalam menddaki gunung yaitu dengan mengggunakan roda gigi (gear) yang bisa ditempatkan dicelah-celah yang sudah ada dan bisa digeser dengan mudah. Diharapkan cara ini bisa menjaga supaya pegunungan tetap utuh. Akhirnya ia meninggalkan sepenuhnya bisnis perlengkapan mendaki dan beralih ke bisnis pakaian, yaitu pakaian yang tahan lama. Peralihan ini tidaklah mudah, Chouinard tidak mengubah prinsip perusahaannya, yaitu tetap memiliki kualitas terbaik di dunia. Dan memiliki nilai “bukan berada di antara yang terbaik, tetapi menjadi yang terbaik pada setiap barang”. Supaya bisa membangun bisnis bertahan lama, orang harus percaya akan nilai dari karyanya itu, kalau ingin menjadi yang terbaik, perusahaan harus merekrut karyawan yang berkualitas atau ia akan terlupakan. Sebagaimana dipahami setiap pebisnis, keberlanjutan sebuah perusahaan tidak pernah terjamin karena adanya resiko yang harus dihadapi dan ketika profit menjadi tujuan utama. Situasi menjadi lebih sulit jika perusahaan itu bertujuan untuk mendapatkan lebih dari sekedar perolehan finansial belaka. Ketika Yvon Chouinard mengubah haluan Patagonia bisnis dari perangkat keras mendaki gunung menjadi memproduksi pakaian, ia bersandar terutama sekali pada kapas. Namun perlahan ia menyadari bahwa kapas yang dihasilkan industri menyerap 25% pestisida di dunia yang memerlukan lebih dari 2 galon minyak bahan dasar pestisida untuk membuat 1 kaus berbahan katun. Saat mengunjungi salah satu pemasok kapas, Chouinard menghadapi krisis pada hati nuraninya. Yaitu bahwa pesstisida dapat menyababkan penyakit kanker 10 kali lipat dari normal. Hal itu sama saja dengan ia menjalankan bisnis ranjau darat. Akhirnya ia sempat mempunyai pemikiran untuk menutup usahanya sebelum melanjutkannya. Namun, dengan keteguhan hati yang dimiliki semua pemimpin visioner, Chouinard tidak menutup pabriknya, ia menggunakan kapas organik walaupun harganya lebih mahal. Karena permintaan dari perusahaannya itu meningkat, maka sangat mendorong petani meningkatkan jumlah produksi kapas organik. Beberapa tahun kemudian, banyak pabrik-pabrik seperti Nike, Gap, dan Levi Strauss mngikuti langkah Patagonia menggunakan kapas organik. Serat organik masih merupakan persentase kecil dari total produksi kapas dunia. Namun, penggunaannya meningkat, dan layak memperlihatkan bahwa bisnis tidak perlu menuruti semangat keserakahan dan keinginan mencari jalan mudah ketika bertentangan dengan tujuan penting. Namun, tidak harus menjadi seorang pemimpin bisnis untuk meyakini apa yang dilakukan dan berpikir jangka panjang. Profesi apa saja yang memiliki komitmen terhadap pekerjaannya, lebih mungkin mengalami kemajuan dan mencapai kesuksesan. Yang lebih penting, ia menikmati pekerjaannya dan merasa bahagia ketika melakukannya. Itulah pijakan dasar sesungguhnya dari setiap aktivitas manusia, termasuk bisnis, bukan hanya keuntungan. Perpektif jangka panjang nampaknya ketinggalan zaman, karena perusahaan-perusahaan yang sukses pun gulung tikar rata-rata sesudah berumur 30 tahun. Pada era postindustrial dan postmodern ini perubahan adalah komoditass yang lebih bernilai ketimbang stabilitas. Stabilitas adalah tanda kemandekan dan kecemasan seiring dengan bertambahnya usia. Schumpeter pernah menulis bahwa “destruktif kreatif” adalah jalan menuju kreatifitas. Bila kita memakai perspektif lebih luas tentang hal-hal yang membentuk kebahagiaan, maka destruktif kreatif harus diperlembut dengan sebuah kepedulian mengemban nilai-nilai luhur. Ketika destruksi berarti memusnahkan perusahaan-perusahaan dan menghamburkan para pekerja ke udara bagaikan sekam tak berguna, itu tidak bisa disebut kreatif, namun hanya taktik jitu demi memuaskan keserakahan. Karena kini bisnis telah menjadi pemimpin masyarakat, adalah tugas yang mendasar bahwa bisnis harus membuat orang lebih bahagia. Hal itu tidak bisa bertumpu pada motivasi materil belaka, seperti uang, keamanan, kenyamanan memang penting, namun harus juga diperhatikan bagaimana agar seseorang dapat menyalurkan bakatnya sepenuhnya sehingga ia sanggup untuk mengembangkan potensinya, dan tidak penuh hanya dengan tekanan atau menjenuhkan, tetapi berpijak pada pengalaman yang sangat menyenangkan. 2. Berbisnis untuk meraih kebahagiaan Para filosof sudah lama menegaskan bahwa kebahagiaan adalah tujuan utama dalam kehidupan ini. Aristoteles menyebutnya summum bonum ”puncak kebahagiaan”. Kondisi kebahagiaan sempurna mungkin adalah sebuah ilusi, kita semua mengakui bahwa ada saat-saat ketika kita relatif merasa lebih puas, senang, dan riang dibandingkan saat-saat lainnya, hal itu yang menjadi summum bonum bagi setiap orang. Pendapat bahwa kebahagiaan dan bisnis punya kaitan, sangat bertentangan dengan intuisi kita. Karena bagi kebanyakan orang, kerja paling rendah adalah “hal yang dibensi tetapi harus dilakukan” dan paling buruk adalah sebuah beban. Namun, sesungguhnya kebahagiaan dan bisnis terkait erat. Bisnis dijalankan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Para pembeli akan dengan senang hati membayar barang dan jasa yang mereka yakini bakal membahagiakan mereka. Namun, apa yang sebenarnya bisa mengantar menusia pada kebahagiaan? Uang dan kepemilikan tampaknya tidak meningkatkan kebahagiaan melebihi batas minimum. Jika keadaan sangat miskin, memiliki lebih banyak uang membuat anda menjadi lebih bahagia. Di sisi lain bila sudah sangat kaya, tambahan uang bisa jadi tidak akan memberikan kesenangan yang cukup berarti. Ketika orang yang tertimpa musibah, merasa risau selama beberapa bulan. Namun, setelah itu mereka segera kembali ke tingkat kebahagiaan normal mereka. Sebaliknya, orang-orang yang kaya mendadak sedikit lebih bahagia selama beberapa bulan, kemudian kembali ke kondisi mereka sebelumnya, atau bahkan lebih parah lagi. Hubungan manusia sangat kuat terkait dengan kebahagiaan. Watak ekstrovert (terbuka) dan optimis bisa sangat membantu dalam meraih kebahagiaan. Begitu pula jika kita memiliki pekerjaan, khususnya pekerjaan yang kita sukai. Kaitannya dengan bisnis adalah sederhana, yaitu sebuah produk atau jasa yang bernilai adalah sesuatu yang dianggap para pembeli bisa menjadikan mereka lebih bahagia. Peluang bisnis diperoleh dengan jalan menemukan cara-cara baru untuk merespon kebutuhan ini.kemajuan teknologi yang paling canggih sekalipun tidak punya banyak arti hingga betul-betul bisa dibuktikan memberi kebahagiaan. Misalnya, sony menduga bahwa orang umumnya lebih bahagia saat mendengarkan musik ketimbang saat tidak mendengarkan musik. Untuk itu, sony menempatkan transistor dalam radio portable, sehingga orang-orang cenderung percaya bahwa jika mereka mendengarkan musik dimanapun mereka berada, mereka akan lebih bahagia dari biasanya. Dengan cara ini terciptalah pasar berlandaskan pada hasrat dan kebahagiaan. Perkembangan teknologi termotivasi oleh harapan bahwa teknologi baru akan mengantarkan kita pada kebahagiaan. Pendekatan yang digunakan dalam memahami ragamnya barang yang diyakini orang bakal membuat bahagia dikemukakan oleh Abraham Maslow, yaitu mengenai kebutuhan dasar yang meliputi makanan, busana, rumah. Terpuaskan rasa lapar dapat membuat mereka bahagia, sebagian orang yang beruntung tidak lagi memikirkan kebutuhan fisiologisnya. Namun, sebuah rumah yang sangat besar dapat terasa begitu hampa, saat itu kita mulai lebih memperhatikan keamanan, menjaga apa yang kita punya dari bahaya pada masa datang. Ketika kebutuhan akan keamanan terpenuhi, perhatian kita mulai bergeser pada kebutuhan mencintai dan dicintai. Kita kemudian mencari barang atau jasa yang yang membuat kita makin dicintai, atau pergi ke suatu tempat yang membuat kita bahagia. Banyak orang bahagia dalam level ini, namun bagi sebagian orang cinta dan rasa memiliki itu terbatas. Berikutnya yang menjadi kepuasan adalah harga diri. Sejumlah orang mencari harga diri dalam profesi terhomat, tugas yang dikerjakan dengan baik, dan keluarga yang harmonis. Sementara yang lain mencarinya lewat kekuasaan, ketenaran atau simbol-simbol seperti rumah eksklusif dan gaya hidup yang mencerminkan kesuksesan. Merasa puas dengan diri sendiri sungguh sebuah prestasi. Bagi orang lain masih terdapat pilihan lain, yaitu kebutuhan akan aktualisasi diri. Kita terlahir dengan bakat yang kebanyakan tidak kita sadari. Menurut sebagian orang level kebahagiaan tertinggi adalah sanggup mengungkapkan semua potensi yang melekat pada diri kita. Seolah-olah kebahagiaan sepenuhnya adalah ketika kita hidup 100% yaitu menggunakan sepenuhnya perlengkapan fisik dan mental yang dianugerahkan kepada kita. Sebuah bisnis dikatakan sukses bila menyediakan produk atau jasa yang memberi andil bagi kebahagiaan dalam segala bentuk pelaksanaan. Seperti produksi mobil yang ikut menjamin kelangsungan hidup dengan menggunakan sumber daya yang tidak bisa diperbaharui seminimal mungkin. Nilai pasarnya pada akhirnya bergantung pada kebahagiaan yang diharapkan akan diberikan produk tersebut. Hubungan penting lain antara kebahagiaan dengan bisnis adalah bahwa seseorang tidak bisamelakukan produksi dan distribusi seorang diri. Ada kelompok yang terkait, toko kecil, grosiran, atau konglomerat besar yang memperkerjakan ribuan orang. Bisnis yang pekerjanya bahagia terbuti lebih produktif, bermoral tinggi, dan punya rotasi karyawan yang lebih rendah. Konsekuensinya, manajer yang ingin perusahaannya untung harus memahami hal-hal yang membahagiakan orang dan mengimplementasikan pengetahuan secara efektif. Antara Nilai Yang Benar dan Nilai yang Keliru Dalam perspektif ini, “bisnis yang baik” tidak hanya bertujuan mencari keuntungan, namun memberikan kontribusi yang signifikan bagi kebahagiaan manusia. Sedangkan “bisnis yang buruk” tidak memiliki ciri-ciri bisnis yang baik. Perbedaannya sulit ditetapkan karena hampir setiap produk atau jasa bisa membuat beberapa orang lebih bahagia dari sebelumnya. Meski demikian, kita perlu membedakan antara kontribusi yang relatif lebih bernilai dengan barang yang sekilas mencerminkan bisnis yang “baik” tapi tidak memberikan kepuasan yang nyata. Setiap orang membeli komoditi dengan harapan dapat meningkatkan kebahagiaan, namun banyak yang tertipu oleh tampilan semu. Dengan kecerdikan manusia. Kita telah menemukan ribuan cara untuk mengambil keuntungan dengan memanfaatkan hasrat sesama menusia. Diantara bentuk penipuan yang paling nyata adalah klaim-klaim palsu, praktik ilegal, kolusi untuk mengendalikan perdagangan. Undang-undang yang ada tentang hal itu dapat melindungi kita dan kita sepakat bahwa hal itu adalah bisnis yang “buruk”. Yang lebih membahayakan adalah produk yang memberikan kenikmatan sesaat pada penggunanya. Jenis lain dari bisnis yang tidak baik adalah stimulasi keinginan-keinginan baru yang tidak memiliki kontribusi berarti bagi kesejahteraan manusia. Gaya hidup yang membuat stres, yang merupakan buah dari harapan akan simbol-simbol kehidupan yang lebih baik (mobil baru, rumah besar, liburan), namun pada saat bersamaan mereka mengorbankan kesempatan untuk tumbuh sebagai individu, menggapai harga diri yang benar-benar berharga, dan menciptakan hubungan yang lebih dekat. Pasar bebas adalah institusi terbaik yang pernah kita bentuk. Namun sisi negatifnya adalah ia akan menyediakan produk apapun selama meningkatnya permintaan, walau tidak punya manfaat riil. Banyak bisnis yang memanfaatkan keyakinan orang bahwa makin banyak mereka miliki maka dapat meningkatkan kualitas hidup. Akhirnya bisnis menyebabkan maraknya materialisme dalam budaya kita. Materialisme pada dasarnya tidaklah buruk, hingga tingkat tertentu kita lebih bahagia dengan memiliki dan menggunakan barang-barang. Setiap orang adalah materialis dalam batas tertentu. Namun, perhatian berlebih pada kepemilikan materi tidaklah sehat. Orang yang memandang tinggi nilai materialistis cenderung lebih tertekan, sedikit teman, hubngan yang kurang stabil, rasa ingin tahu yang rendah, kurang tertarik pada kehidupan, dan lebih mdah jenuh. Menjadikan barang-barang sebagai sandaran demi mendapatkan kebahagiaan mengantarkan kita pada kondisi kecanduan. Indikasi terbaik seorang merasa bahagia adalah dia tiddak menginginkan apapun lagi. Karena bisnis bertujuan memuaskan hasrat, atau memunculkan hasrat baru, seandainya masyarakat telah sepenuhnya bahagia, maka bisnis tidak lagi dibutuhkan. Kenyataannya, orang mencapai level kebahagiaan sempurna sangat sedikit yang membuat mereka terbebas dari keinginan. Dua Pilar Kebahagiaan Aktualisasi penuh potensi seseorang yang biasanya memunculkan kebahagiaan bergantung pada hadirnya dua proses seccara serentak. Akan lebih mudah menggapai kebahagiaan jika orang memahami cara kerja keduanya. Pertama adalah proses diferensiasi. Termasuk di dalamnya adalah menyadari bahwa kita sosok unik yang bertanggung jawab penuh atas kelangsungan dan kesejahteraan hidup. Kita akan mengembangkannya dengan senang hati kemanapun proses itu mengarah, sembari menikmati ekspresi keberadaan kita. Kedua adalah integrasi. Kesadaran bahwa betapapun uniknya kita, kita juga tidak terlepas dari jejaring hubungan dengan manusia lain, dengan simbol-simbol, dan dengan lingkungan alam yang mengelilingi kita. Seseorang yang sangat terdiferensiasi dan terintegrasi menjadi manusia yang kompleks. Orang seperti ini memiliki peluang terbaik mengembangkan kehidupan yang bahagia, berperan penting, dan bermakna. Agar sukses kita harus mendapatkan kenikmatan saat bekerja sebaik mungkin, sembari memberi andil pada sesuatu yang melampaui diri kita. Seperti Michael Markulla, salah satu co-founder Apple Computer, mengenai sikapnya terhadap bekerja, ia menyatakan selama ini mengejakan hal-hal yang menarik, dan entah bagaimana semua itu menghasilkan banyak uang. Namun itu bukan alasan utama melakukan pekerjaan di Intel, tetapi karena ia sangat menikmati pekerjaan sehingga ia mendapat banyak kepuasan pribadi yang jauh lebih penting dari uang. Jelaslah bahwa pemimpin kewirausahaan ini menemukan banyak kepuasan di dalam kerja mereka, yang merupakan harapan semua orang. Tetapi sangat sedikit pekerjaan level rendah yang memberi peluang pada para pekerja untuk merasakan kepuasan. Banyak pekerjaan yang menjemukan dan tidak inspiratif sehingga meski telah bekerja sebaik mungkin, seseorang hanya menggunakan 10% potensinya. Atau pekerjaan itu membuat stres hingga menguras energi hidup. Evolusi Kompleksitas Tahap evolusi kompleksitas tidak memberikan jaminan bahwa proses itu akan belanjut selamanya, atau bahkan hingga tahun depan. Semakin kompleks sebuah sistem, semakin tinggi improbabilitasnya, dan segala sesuatu semakin mungkin menjadi salah dan dibutuhkan semakin banyak upaya untuk menjaganya dari kerusakan. Jika otak manusia yang kompleks meyakinkan dirinya bahwa ia butuh lebih banyak lagi sumber daya materil supaya bisa bahagia, maka dengan mudah manusia bisa menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah sehingga hanya organisme-organisme sederhana yang bisa bertahan. Evolusi telah bergerak menuju kompleksitas dan puncaknya adalah manusia. Evolusi pada masa depan akan terus menghasilkan bentuk-bentuk yang lebih kompleks, dan itu tergantung kita saat ini. Apakah dunia menjadi tempat yang menakjubkan atau mempercepat proses kehancuran dunia. Kompleksitas dan Siklus Kehidupan Kompleksitas merupakan hakikat dari yang berlangsung sepanjang kehidupan manusia. Kita bisa melihat perkembangan manusia sebagai serangkaian ayunan yang bergerak bolak balik antara gengsi dan komuni. Tahap pertama dari proses pertumbuhan ini dimulai ketika bayi pertama kali menyadari betapa lemah dan rentan dirinya, dan sangat tergantung pada orang tua. Setelah ketergantungan itu berlangsung selama satu tahun atau lebih, bayi mulai merasa kebutuhan otonomi mereka. Mereka melakukan segala sesuatu dengan cara mereka sendiri dan tidak bisa dicegah. Selanjutnya ketika anak-anak mulai menyadari dunia luar, mereka merasa ketidakberartian jika sendiri, dan mulai menaruh perhatian pada penyesuaian diri dengan teman-teman sebaya supaya diterima oleh komunitas yang lebih besar daripada keluarga. Inilah tahap komformitas dan menjadi tahap akhir dari perkembangan personal. Titik akhir pada tahap perkembangan tertinggi adalah ketika seseorang telah menyempurnakan keunikan dirinya dan mampu mengendalikan pikiran, perasaan, dan tindakannya sembari menikmati keragaman umat manusia dan merasa bersatu. Seseorang yang sudah mencapai tahap ini benar-benar disebut bahagia sabab ia sudah tidak butuh apa-apa lagi. Bisnis dan Perkembangan Manusia Kebanyakan karyawan cenderung senang mengikuti peraturan dan tidak berusaha menggoyang stabilitas. Konformitas seperti itu banyak diterima di organisasi, namun, untuk lingkungan yang kompetitif dibutuhkan lebih dari sekedar konformitas. Seperti apapun komposisi sebuah perusahaan, jika ingin menjalankan bisnis yang baik, seharusnya perusahaan berusaha menjadi tempat yang tidak menghambat pertumbuhan personal. Banyak eksekutif sukses memahami bahwa “bisnis yang baik” adalah bisnis yang diorientasi tidak semata-mata untuk meraup untung. Namun, tanggung jawab untuk menjadikan perusahaan sebagai mesin peningkatan kualitas hidup mereka. Sering kali figur ini mendasarkan tindakan mereka pada prinsip agama, atau mengembangkan nilai-nilai mereka sejalan dengan humanis sekuler. Contoh, Richard DeVos (CEO Amway) menggali inspirasi untuk menjalankan roda bisnisnya dari rasa bertanggung jawab terhadap Tuhan menurut ajaran agamany. Semangat ini mewarnai semua hubungan dan menular ke para pekerjanya. Memang nnilai-nilai religius radisional sering kali menjadi landasan yang menyebabkan orang memahami bisnis yang baik adalah pendekatan yang lebih memikirkan apa yang bisa diberikan ketimbang mengumpulkan profit. Kearifan agama-agama tradisional dan pemahaman mengenai evolusi sebagai proses yang menyebabkan entropi untuk sementara terbalik, kesimpulan bagi tujuan kita adalah bisnis yang tidak memberi andil bagi pertumbuhan dan kesejahteraan manusia tidak layak dijalankan. Tidak peduli berapa banyak keuntungan yang bisa diperoleh dalam jangka pendek. 3. Kebahagiaan dalam beraktivitas Kebahagiaan tidak muncul begitu saja, namun kita ciptakan dengan berupaya maksimal. Rasa puas karena telah mencurahkan seluruh potensi adalah hal yang memotivasi dan mengantarkan pada evolusi. Seseorang mustahil bertahan menjadi seorang pemimpin bisnis jika tidak menikmati pekerjaannya. Pekerjaannya membuat stres, jam kerja yang terasa panjang, dan akhirnya godaan menghabiskan lebih banyak waktu untuk hiburan semakin bertambah kuat. Misalnya CEO salah satu perusahaan multinasional terbesar di dunia mengatakan “bisnis adalah tanggung jawab dan tantangan besar. Bisnis adalah pekerjaan yang paling menyenangkan di dunia! Saya gembira setiap berangkat kerja setiap pagi. Saya tidak sabar untuk berada di sini. Saya tidak bisa menunggu, sebab setiap hari sesuatu yang berbeda akan terjadi”. Pengalaman dan Flow Orang dalam konteks berbeda mengalami kenikmatan yang amat mendalam. Istilah Flow (mengalir) untuk pengalaman yang dialami semua orang ini, karena begitu banyak orang mengumpamakan diri mereka terhanyut kekuatan dari luar, mengalir dengan nyaman bersama arus energi, pada momen-momen kenikmatan tertinggi. Contoh seorang pendaki gunung yang menggambarkan kondisi mentalnya saat mendaki. Ia merasa tenggelam dengan keadaan sekelilingnya dalam tebing, pergerakan yang rumit, harus mencari pegangan, posisi tubuh yang tepat, kita menjadi larut hingga kehilangan kesadaran akan identitas diri sendiri dan lebur dengan gunung. Seorang ahli bedah saat ia melakukan pekerjaannya, ia menyadari bahwa setiap gerak sangat penting, hingga ia harus luwes, berusaha mengecilkan kemungkinan darah menghilang. Baginya tugas itu sangat menyenangkan, terutama ketika kelompok kita bekerja sama dengan mulus da efisien. Kedua orang ini melukiskan flow, yaitu tugas yang dijalankan membuatnya menikmati kompleksitas sampai tingkat larut di dalamnya. Pikiran dan tindakan, diri dan lingkungan, terasa tak terpisahkan. Yang penting hanya melakukan langkah sesempurna mungkin karena nyawa dipertaruhkan. Aktivitas yang menimbulkan flow yang paling banyak diungkapkan adalah membaca buku yang bagus. Karena ketika kita membaca buku orang akan terserap ke dalam tokoh-tokoh dan perubahan situasi dalam buku itu, sampai mereka lupa diri. Begitu juga dengan bisnis, flow sangat mungkin muncul pada bisnis dan di tempat kerja. Flow merupakan keniscayaan, sebab jika seseorang tidak menikmati pekerjaannya, ia tidak bisa beerja dengan baik. Kesadaran seseorang ketika benar-benar mengalami flow, dilukiskan berdasarkan 8 kondisi, yaitu : 1. Ada tujuan yang jelas Kita harus mengerti tugas-tugas yang harus kita jalankan. Kenikmatan yang sesugguhnya berasal dari tahap-tahap yang ditempuh untuk meuju tujuan, bukan dari keberhasilan mencapai tujuan. 2. Umpan balik datang seketika Rasa keterlibatan total dalam pengalaman flow kebanyakan datang dari kesadaran bahwa apa yang kita kerjakan punya makna, bahwa aktivitas itu memberikan konsekuensi. Umpan balik bisa datang dari kolega atau penyelia yang memberi penilaian atas prestasi kerja. 3. Keseimbangan antara peluang dan kemampuan Bila pekerjaan berada diluar kemampuan kita, maka kita cenderung menanggapinya dengan cemas. Jika pekerjaan terlalu mudah, kita cepat bosan. Orang yang cemas terganggu akan kecemasan hasil, sementara orang yang bosan akan mencari aktivitas lain. Kondisi idealnya adalah flow berlangsung ketika baik tantangan maupun keteerampilan sama-sama tingginya dan keduanya setara. Aktivitas flow yang baik menawarkan tantangan yang kompleks, namun aktivitas yang menghasilkan flow dengan baik tidak mudah melelahkan, sebab aktivitas memiliki jenjang kompleksitas yang tinggi. 4. Konsentrasi bertambah Konsentrasi dalam flow bisa sedemikian dalam sehingga istilah “ekstase” kadang kala digunakan untuk menggambarkannya. Dalam bahasa Yunani, ecstacy berarti “menepi”. Orang menemukan ekstase saat benar-benar berpindah dari satu tempat ke tempat lain, pergi ke tempat ibadah, museum, atau tempat dengan pemandangan alam yang menakjubkan. 5. Yang penting adalah saat sekarang Dalam flow, tugas yang dihadapi menuntut perhatian penuh. Dunia flow terbatas tidak hanya dalam ruang tetapi juga dalam waktu. Karena perhatian harus terfokus saat sekarang, peristiwa masa lalu atau yang akan datang tidak punya tempat dalam kesadaran. 6. Tidak ada masalah dalam kontrol Pengalaman flow adalah perasaan amat kuat bahwa mereka memegang kontrol atas situasi. Kita dihadapkan pada peristiwa yang tak bisa dikontrol. Dalam dunia aktivitas flow sangat terbatas, asal menghadapi tatangan dan mengembangkan kemampuan yang tepat untuk menjawabnya, kita punya peluang yang cukup besar untuk sanggup menghadapi situasi itu. Umumnya perasaan itu lebih lunak dan lebih berhubungan dengan kemampuan mengendalikan performa diri sendiri daripada mengendalikan lingkungan. 7. Berubahnya persepsi akan waktu Satu elelmen khas dari pengalaman flow adalah bahwa waktu dialami dengan cara yang berbeda. Cukup sering waktu dirasakan berlalu dengan cepat. Ada aktivitas-aktivitas yang menuntut kita mengetahui waktu dengan tepat supaya kita dapat mengalami flow. Jika lebih terfokus, waktu akan melambat. Dan jika merasa betul-betul asyik mengerjakan sesuatu yang sangat sulit, waktu bergerak sangat cepat. Padahal aktivitas itu memakan waktu yang cukup lama. Kita mulai belajar kitalah yang mengendalikan waktu dan pengalaman subjektif. 8. Hilangnya ego Dalam flow, ketika terserap ke dalam pengalaman, orang cenderung melupakan tidak hanya problem dalam lingkungan sekitar, tapi bahkan dirinya sendiri. Seolah-olah kesadaran akan kedirian untuk sesaat tersingkirkan. Walaupun lazim kita melupakan diri kita saat mengalami flow, sesudah peristiwa itu, kepercayaan diri kita kembali muncul dan lebih kuat ketimbang sebelumnya.sesudah seseorang mendekati kondisi mirip flow, skor kepercayaan dirinya menanjak secara signifikan. Orang yang memiliki lebih banyak pengalaman flow secara keseluruhan juga memiliki kepercayaa diri lebih tinggi. Mengapa kita melakukannya? Hasil dari suatu aktivitas flow sangat penting, seperti menyelamatkan kehidupan. Ketika sebuah tugas mengahasilkan flow, maka tugas itu sangat layak dilakukan demi tugas itu sendiri. Dalam dunia kita, setiap orang terfokus pada hak dan kewajiban. Tentu kita semua pasti ingin menerima apa yang kita pandang sebagai imbalan yang patut kita terima, dan seharusnya kita bekerja sebaik-baiknya demi mendapatkannya. Namun, jika kita tidak menikmati kerja yang menghasilkan imbalan itu, berarti kita mengorbankan bagian terpenting dari proses tersebut. Untuk memahami nilai flow, kita harus menyadari bahwa apapun bisa menyenangkan jika memuat elemen-elemen flow. Pekerjaan yang tampaknya menjenuhkan bisa menjadi sumber kepuasan yang lebih besar ketimbang yang pernah di bayangkan orang. Asal-usul Flow Flow dan agama adalah dua wajah yang berbeda dari pencarian yang sama, menemukan sebuah alasan, sebuah justifikasi untuk hidup. Pengalaman flow bukanlah pengganti agama, namun bisa membuat kita akrab dengan kegairahan hidup, dan menunjukkan seperti apa kehidupan yang lebih dihayati dengan jiwa. Setiap kali orang mempelajari sebuah kemampuan baru, ia harus berulang kali menghadapi pilihan. Aktivitas flow yang bagus adalah aktivitas yang menawarkan seluas-luasnya kesempatan untuk peningkatan sehingga mendorong pertumbuhan. Jika orang senantiasa ingin mengalami flow, ia harus berkembang dan mempelajari lebih banyak kemampuannya. 4. Flow dan Pertumbuhan Flow membuat kita merasa lebih baik saat momen itu berlangsung. Flow memungkinkan kita mengalami potensi menakjubkan berupa berfungsinya tubuh dan pikiran secara harmonis. Namunn, hal yang menambah nilai penting flow adalah kemampuannya meningkatkan kualitas kehidupan dalam jangka panjang. Salah satu syarat utama flow adalah keseimbangan sepenuhnya antara tantangan dan kemampuan. Bila seseorang pertama kali melakukan aktivitas, mula-mula ia merasa atas kemampuan dasarnya. Akan tetapi lama kelamaan akan jenuh, dan harus mengambil pilihan atara berhenti dan tetap pada kemampuan dasar yang rendah, atau bisa berupaya untuk level yang lebih tinggi dan menyambut tatangan yang lebih berat. Setiap kali orang mempelajari kemampuan baru, maka ia berulang kali mengahadapi pilihan seperti itu. Aktivitas flow yang bagus dapat menawarkan seluas-luasnya kesempatan untuk peningkatan dan tantangan yang tidak terbatas. Aktivitas itu mendorong pertumbuhan, flow akan membuat orang harus berkembang dan mempelajari lebih banyak kemampuan ke level lebih kompleks. Dalam situas yang peling memuaskan, sebuah karier bisnis atau profesi meliputi serangkaian tahap yang membuat mengembang tanggung jawab yang semakinn besar. Hal ini menyebabkan ia berpeluang mengalami flow yang makin meningkat selama bertahun-tahun. Bahkan ketika menghadapi pensiun, orang bisa mengambil langkah yang menjamin dirinya akan tetap bertumbuh. Kita akan cepat lelah dalam pekerjaan apapun bila hanya menghadapi tantangan yang tidak pernah meningkat. Bagi para entrepreneur, memajukan sebuah usaha, membawa perusahaan ke dimensi baru kinerja, akan memberikan peluang tidak terbatas untuk membuktikan kualitas diri mereka. Pertumbuhan bisnis merupakan buah dari kebutuhan pemimpin untuk bertumbuh sebagai pribadi. Dalam situasi ideal, para karyawan akan dipromosikan untuk posisi dengan tanggung jawab yang semakin tinggi, karena kecakapan mereka meningkat. Atau mereka menemukan tantangan yang sesuai. Salah satu tugas utama para manajer adalah menangani masalah pengalaman kerja, memberikan keragaman dan tantangan yang berkembang kepada para pekerja supaya tidak stagnan. Bila para karyawan melihat bos mereka menganggap “kebrhasilan terbaik” adalah mengembangkkan potensi karyawan, maka kemunngkinan besar karyawan akan lebih produktif dan loyal. Bahkan, seseorang bisa menikmati pekerjaan yang telah lama ia lakukan dengan lebih baik, lebih cepat dan lebih efisien. Pada akhirnya setiap orang memiliki derajat kontrol yang signifikan dalam menentukan tantangan yang dimilikinnya. Tugas yang paling sederhana bila dilakukan dengan kepedulian dan perhatian, bisa memunculkan banyak kesempatan untuk mengasah kemampuan seseorang. Dinamika Flow Pengalaman flow terjadi manakala kemampuan dan tantangan sama-sama tingginya. Sebuah aktivitas yang lazim dimulai dari tantangan dan kemampuan yang rendah. Jika seseorang tekun kemmampuan akan meningkat dan aktivitas menjadi membosankan. Dan kemudian ia harus meningkatkan tantangan untuk bisa kembali ke flow. Pasang Surut Kebahagiaa Sepanjang Hari Jika kita ingin memberi para karyawan peluang untuk bekerja dengan “kepuasan hati” kita harus memperhatikan pasang surut suasana hati mereka, tidak ada orang yang bisa menghadapi flow selamanya, disebabkan oleh masa-masa strea, kejenuhan, dan keputusasaan yang pernah menyelimuti kesadaran setiap orang. Berikut adalah skema tentang perubahan perasaan akibat berbagai kombinasi dari kesempatan-kesempatan untuk bertindak, atau di satu sisi adalah tantangan dan di sisi lain adalah kapasitas personal. Titik pusat merepresentasikan rata-rata tentangan dan kemampuan yang dimiliki subyek selama seminggu pengujian tersebut. Semakin dekat seseorang pada titik pusat, maka suasana hati cenderung semakin rata-rata – tidak positif atau negatif. Tetapi ketika skor menjauhi titik pusat, berbagai kondisi pikiran yang berbeda mulai muncul. Pada dasarnya semakin seseorang merasa memiliki kemampuan atau keterampilan, suasana hatinya semakin meningkat. Semakin banyak tantangan, perhatian akan terfokus dan terkonsentrasi. Pengalaman optimal direpresentasikan oleh “saluran” flow. Dalam saluran in, baik tantangan maupun kemampuan berada di atas rata-rata, orang merasa bahagia dan terfokus. Dalam tujuh “saluran” lainnya tantangan dan kemampuan seimbang dan tidak terlalu tinggi, dan baik kebahagiaan maupun konsentrasi melemah. Dua saluran lain berhubungan dengan emosi-emosi positif. Yang pertama adalah saluran “gairah”, hal ini orang harus berkonsentrasi tetapi tidak terlalu nyaman karena tantangan tinggi. Jika ingin memasuki flow, orang harus meningkatkan kemampuannya. Saluran positif lainnya adalah “kontrol”. Dalam saluran ini, kemampuan lebih tinggi dari tantangan. Inilah kondisi paling nyaman, dan seseorang merasa paling bahagia, tidak memerlukan konsentrasi tinggi orang tidak bekerja pada 100 % kapasitasnya dengan demikian tidak senikmat flow. Namun, relatif mudah pindah dari kondisi ini menuju flow, yaitu dengan memilih tantangan yang agak lebih tinggi. Gairah dan kontrol adalah dua kondisi yang dengan mudah menjerumus pada pembelajaran. Skema Peta Pengalaman Sehari-hari Gambar di atas menunjukkan ketika seseorang meras dirinya berada di level rata-rata personal dalam hal tantangan dan kemampuan, mereka akan menglami flow, kebalikan dari kondisi ini adalah ketika baik tantangan maupun kemampuan sama-sama rendah. Kombinasi tantangan dan kemampuan lainnya menciptakan perasaan cemas, gelisah, bergairah (ketika tantangan melebihi kemampuan), atau kontrol, relaksasi, jenuh (ketika kemampuan melebihi tantangan). Sebagian emosi-emosi yang menonjol dari setiap “saluran” disebutkan di dalam kurung. Kemungkinan-kemungkinan lain cendeerung buruk. Relaksasi masih cukup positif, tetapi “kejenuhan” dan khususnya apati dapat mengakibatkan kelesuan dan kejenuhan. Dalam kondisi ini orang merasa kehidupan berlalu begitu saja, hanya berisi kesepian dan ketidakberdayaan. Apati lebih baik dari pada kegelisahan, walaupun apati tidak menciptakan kemajuan apapun. Jika kita bisa menciptakan situasi-situasi yang mendorong kemampuan seseorang dipergunakan untuk menjawab berbagai tantangan yang semakin tinggi, kita bisa mengharapkan peningkatan kualitas hidup serta kompleksitas. Flow paling sering dialami ketika seseorang melakukan apa yang sangat mereka sukai. Walaupun banyak orang yang bisa menemukan flow dalam kerja, tentu kerja juga dapat menimbulkan kecemasan, apati, atau kejenuhan, tergantung kombinasi antara kemampuan dan tantangan. Berikut Gambar Hubungan Aktivitas dengan Kualitas Pengalaman Gambar di atas menjelaskan beberapa aktivitas sehari-hari kemungkinan menghasilkan flow, sementara yang lain lebih mengarah ke kecemasan atau relaksasi. Gambar di atas meperlihatkan sebagian dari aktivitas lazim yang terkait dengan berbagai kombinasi tantangan dan kemampuan, dan karena itu dengan emosi yang berbeda. Dalam situasi kerja, orang bisa berada dalam kondisi flow, memegang kontrol, jenuh, khawatir, atau cemas, sesuai dengan rasio antara tantangan dan kemampuan. Kekhawatiran dan kecemasan muncul karena kita merasa semakin sulit menangani ancaman yang menghadang. Ancaman itu bisa berupa kekacauan besar seperti perang, depresi ekonomi, kejahatan di permukiman, tetapi lazimnya disebabkan peristiwa-peristiwa pemicu stres yang bersifat lebih langsung. Kita tidak akan mungkin mengalami flow sepanjang waktu, karena akan selalu ada ancaman yang membuat kita berada dalam bahaya. Meskipun demikian, ada banyak ruang untuk peningkatan, karena sering mendapat kesempatan untuk mengalami flow. Model Psikologis Flow akan melambungkan jiwa untuk beberapa saat. Jika dialami berulang-ulang, flow membantu orang menjadi unik dan tak tergantikan. Dalam ilmu ekonomi, istilah “modal” dirumuskan sebagai berikut : modal merujuk pada sumber-sumber yang tidak segera dikonsumsi, dengan harapan akan memberikan keuntungan lebih besar pada masa depan. Pada level psikologis, sumber daya yang paling mendasar adalah perhatian. Perhatian adalah kapasitas otak untuk memproses informasi dan mengarahkan tindakan. Perhatian adalah sumber daya yang terbatas, sebab kita tidak bisa memproses lebih dari beberapa informasi pada satu waktu. Perhatian adalah energi mental, seperti enegi fisik, jika kita tidak bisa mengalokasikan sebagian darinya untuk menangani tugas yang sedang kita hadapi, kita tidak bisa menjalankan tugas apapun. Tugas-tugas yang sederhana tidak dapat dilakukan sekaligus, karena otak kita memiliki kemampuan terbatas untuk memproses berbagai stimulus dalam satu waktu. Jadi, konsep modern “multitugas” (multitasking) yang di jalankan perusahaan-perusahaan hi-tech sesungguhnya merupakan mitos ketimbang realitas. Manusia tidak sepenuhnya berhasil menjalankan banyak tugas. Namun, ia bisa mengalihkan perhatian dengan cepat dari satu tugas ke tugas lainnya dalam pergantian dengan cepat. Strategi ini tidak seefektif yang diyakini secara luas. Dalam bidang apapun, dibutuhkan 15 menit hingga 1 jam untuk mengonsentrasikan pikiran pada sebuah persoalan yang rumit dan untuk menciptakan kondisi-kondisi yang diperlukan bagi munculnya solusi yang tepat. Jika seseorang berpindah terlalu cepat dan terlalu sering dari satu tugas ke tugas lain, bisa jadi buah pikiran yang dihasilkan tidak matang. Dianjurkan menangani satu tugas hingga maksimal, saat itu beralih ke persoalan lain akan terasa melegakan. Kemudian sesudah tugas baru itu terasa membosankan, orang bisa kembali menangani problem pertama dengan lebih segar. Dalam kondisi bisnis yang menuntut pengetahuan yang lebih intensif, setiap manajer harus mengatur sejumlah besar informasi dan manusia. Oleh karena itu, memfasilitasi penggunaan energi mental semestinya menjadi perhatian utama. Setiap pengalaman menjadi perhatian utama supaya pengalaman tersebut terasa nyata bagi kita. Apa yang kita sebut itu “hidup” adalah jumlah total semua pengalaman yang telah tersaring oleh perhatian. Energi mental terpakai ketika perhatian yang kita berikan tidak membuahkan perubahan apapun dalam pikiran. Ketika tidak ada memori yang tersimpan, tidak ada kemampuan baru yang berkembang, tidak ada hubungan yang bertambah kokoh. Ketika seseorang menggunakan sekeping kehidupannya dan tak menghasilkan hal kompleks apapun, ia telah membuang energi mentalnya. Bertumbuh Sepanjang Hidup Orang yang menduduki posisi pemimpin dalam bisnis dan profesi lain, tidak bergantung pada dukungan lingkungan untuk bertumbuh sebagai pribadi. Mereka proaktif dan mencari dukungan dimana pun mereka bisa menemukannya. Mereka sangat gigih belajar, berubah, dan membentuk pengalaman mereka. Sehingga apapun situasi yang mereka jumpai, mereka akan menemukan jalan untuk meningkatkan kompleksitas hidup mereka. Jika tantangan dalam kerja mereka usai, mereka akan menemukan yang baru. Mereka terus bisa menikmati hidup bukan karena mereka kaya dan hidup nyaman. Melainkan karena mereka aktif dan mencari tantangan baru dan mengembangkan keterampilan baru, dan semakin lama merajut kehidupan yang semakin kompleks. BAGIAN 2 : FLOW DAN PERUSAHAAN 5. Megapa flow tidak berlangsung dalam kerja? Tujuan manajemen adalah menciptakan nilai melalui kerja manusia yang bekerja sama demi satu tujuan. Cara terbaik dalam mengelola manusia adalah dengan menciptakan lingkungan kerja yang membuat karyawan menikmati kerja dan berkembang dalam proses. Empat kerja yang ideal yang membuat karyawan menikmati pekerjaannya membuat mereka bertahan lebih lama, membantu mereka menuju hidup yang lebih bahagia. Tantangan bagi orang yang ingin menciptakan lingkungan yang menarik minat dan membuat betah para pekerja pertama adalah memahami mengapa orang ingin bekerja, dan kemudian membangun kondisi yang menjawab kebutuhan tersebut. Pada masa kini, tenaga kerja pengetahuan mencari pekerjaan yang memberi mereka kesempatan seluas mungkin. Pengalaman dan motivasi kita akan kerja ditentukan oleh 3 kondisi : 1. Jenis pekerjaan yang tersedia Sebagian aktivitas untuk mencari penghidupan pada dasarnya menyenangkan, sementara yang lain bisa jadi sangat tidak manusiawi. Kondisi kerja juga bisa berubah sepanjang waktu dan menentukan motivasi untuk bekerja atau tidak. 2. Nilai-nilai yang dikaitkan dengan kerja Terdiri dari interpretasi sebuah budaya terhadap kerja. Sebagian pekerjaan tidak punya arti dan tidak menuntut apapun, tetapi sebagian lain sangat menantang dan memberikan manfaat. 3. Sikap akan pekerjaan itu sendiri Orang bisa menemukan nilai yang bermanfaat di dalamnya jika ia tahu apa yang harus dicari. Jadi, seorang manajer yang hendak membangun sebuah perusahaan yang langgeng, punya tiga pilihan, yaitu :  Membuat kondisi tempat kerja semenarik mungkin  Menemukan cara untuk memberikan makna dan nilai pada pekerjaan  Memilih dan menghargai orang-orang yang menemukan kepuasan di dalam pekerjaan mereka, para pemimpin bisa menjaga moral perusahaan secara keseluruhan tetap ke arah yang positif. Kondisi Kerja yang Berubah Agar bisa bertahan hidup, setiap makhluk hidup harus melepas sebagian energinya dengan harapan mendapat energi kembali untuk berkembang dan mereproduksi. Kerja adalah aktivitas yang dilakukan organisme untuk menjaga supaya entropi tidak menghancurkan dirinya. Bekerja merupakan sebuah pengalaman yang sangat beragam, mulai dari menjadi sumber flow yang mendalam hingga menjadi salah satu sumber kesedihan yang absolut. Kemajuan saat ini tidak menjamin pekerja lebih banyak mengalami flow dibanding pekerja pada masa lalu. Alasannya yaitu : 1. Sedikit pekerjaan pada masa kini yang mempunyai tujuan yang jelas. 2. Pekerjaan-pekerjaan yang kontemporer jarang memberikan umpan balik yang memadai 3. Keterampilan pekerja tidak seimbang dengan peluang untuk bertindak. 4. Penggunaan waktu ditentukan oleh ritme yang datang dari luar diri para pekerja menciptakan serangkaian batasan lain. Berubahnya Makna dan Nilai-nilai Kerja Menurut teori flow, rintangan utama dalam budaya yang mencegah para pekerja mendapatkan makna dan nilai dalam kerja adalah budaya konsumen telah merendahkan nilai kerja secara umum, dengan mengagungkan kesantaian, kenyamanan materil, dan kesenangan. Sejak kanak-kanak kita dilabeli dengan gambaran kerja adalah suatu hal yang tidak menyenangkan. Kita menanggapinya dengan pandangan bias mengenai kerja yang kita pelajari sejak kecil. Namun, beberapa pekerjaan memang hampa nilai dan makna. Salah satu syarat flow adalah kemampuan untuk konsentrasi pada suatu tujuan tanpa terbagi perhatian ppada apapun yang tidak berhubungan dengan tugas. Tetapi kita tidak bisa mencapainya bila lingkungan tidak stabil. Tidak adanya loyalitas dari karyawan adalah tanggapan paling logis terhadap tidak adanya loyalitas di pihak majikan. Akhirnya, terang sudah bahwa bila manajer tidak menghargai pekerja dan memandangnya sebagai individu yang unik, tetapi hanya sebagai alat yang bisa dibuang ketika tidak lagi dibutuhkan, maka karyawan pun akan memandang perusahaan tak lebih dari sekedar mesin penghasil gaji, tanpa nilai tau mekna selain itu. Dalam kondisi seperti ini, sulit kiranya melakukan pekerjaan dengan baik. Apalagi menikmatinya. Peran Sikap Kondisi tempat kerja terbaik dan nilai-nilai budaya yang paling mengagumkan pun tidak bisa menjamin seseorang bakal menemukan motivasi intrinsik dalam kerja. Ketika mereka memasuki komunitas kerja, sebagian akan terpengaruh oleh budaya yang hanya memandang pekerjaan sebagai pekerjaan. Tidak punya rasa ingin tahu dan kegigihan yang akan menikmati pekerjaan mereka. Sebagian lain akan memandang pekerjaan mereka sebagai karier yang akan mengantar mereka pada taggung jawab. Dan imbalan yang kian meningkat. Mereka menjalankan pekerjaan yang serius dan bisa menikmatinya manakala kondisinya tepat. Yang lain lagi melihat pekerjaan sebagai suatu panggilan jiwa yang menjadi fundamental dari diri mereka sehingga tidak bisa membayangkan pekerjaan lain. 6. Mengembangkan flow dalam perusahaan Tugas utama manajer adalah mengajak orang bekerja bersama-sama secara efisien. Mengajak karyawan supaya memberika yang terbaik tidaklah berarti mengeksploitasi talenta mereka untuk meningkatkan keuntungan. Pertama adalah cara yang memberikan kesempatan mereka tumbuh sebagai individu-individu, dengan demikian cara itu memberi andil kepada nilai-nilai fundamental yang sejati, yaitu meningkatkan kebahagiaan. Strategi terbaik untuk menciptakan perusahaan seperti itu adalah menyediakan kondisi yang kondusif bagi para pekerja untuk mengalami flow. Apapun memang tidak bisa mempengaruhi secara langsung orang lain untuk memasuki flow, namun dengan membentuk lingkungan yang tepat, kita dapat meningkatkan secara cukup signifikan kemungkinan terjadinya flow. Setiap perusahaan sangatlah berbeda dalam banyak dimensi. Sehingga sangat langka menemukan perusahaan yang semua dimensinya mendukung flow. Namun, beberapa perusahaan sungguh-sungguh merupakan tempat menyenangkan. Pada masa awal perusahaan baru penuh perjuangan, para pekerja intelektual bisa saja bahagia dan bekerja secara mengagumkan di sebuah lingkungan yang tidak kondusif. Akan tetapi, begitu melalui masa awal yang penuh perjuangan itu, sebuah usaha yang ingin mempertahankan pekerja yang bagus harus memerhatikan lingkungannya. Lingkungan yang megah yang mewah tidaklah selalu diperlukan, namun dapat memberikan kenyamanan. Kondisi lingkungan yang berpengaruh pada flow tidak niscaya kita jumpai di tempat kerja itu sendiri. Misalnya perubahan sehari-hari bisa memiliki efek signifikan terhadap produktivitas dan kesejahteraan para pekerja. Masalah berangkat ke tempat kerja bukanlah hal baru, seperti para petani Sicilia harus bangun pukul 3 atau 4 pagi untuk mempersiapkan keledai mereka menempuh perjalanan panjang menuju ladang yang jauh. Namun, setidaknya perjalanan mereka kemungkinan besar lebih tenang daripada 2 jam dihabiskan dalam lalu lintas kota. Perusahaan-perusahaan yang punya visi ke depan mulai menyediakan bus bagi karyawan yang tinggal jauh dari kantor dan tak punya akses ke transportasi umum. Kebijakan ini tidak hanya menghemat bahan bakar dan mengurangi gangguan, tetapi juga memberi kesempatan para karyawan untuk membaca dan mendorong terjalinnya hubungan antara para karyawan yang lain, karena bekerja di lain departemen biasanya jarang atau tidak bertemu. Namun, jika kebijakan ini dijalankan secara berlebihan maka akan menimbulkan dampak negatif sehingga upaya memberikan kenyamanan para pekerja terlihat seperti upaya campur tangan perusahaan. Selain lingkungan fisik, indikator lain dari kualitas kehidupan di tempat kerja adalah perilaku orang-orangnya. Jika tempat kerja hanya sedikit memberi peluang flow, para pekerja cenderung cemberut, terlihat lesu dan letih. Sebaliknya jika di lingkungan kerja yang kondusif bagi flow, pekerja bisa beraktivitas dengan sangat ringan dan gembira. Ruangan dipenuhi dengan humor dan senyuman. Banyak langkah yang bisa ditempuh pehak manajemen untuk membuat lingkungan emosional perusahaan menjadi hidup dan hangat. Misalnya adalah sikap dari pimpinan yang humoris dan tidak terlalu serius. Meskipun kerja harus bersikap serius, kita tidak perlu terlalu serius dalam hidup, karena akan menimbulkan suasana lapang dan moral dalam perusahaan. Cara lain yang dapat meningkatkan lingkungan kerja meliputi pembuatan kebijakan yang memberikan peluang kepada orang untuk bergerak dan bertindak dengan penuh kebebasan, untuk memiliki kontrol terhadap tugas-tugas mereka dan bisa memberi masukan mengenai keputusan yang memengaruhi kerja. Berikut ini adalah strategi-strategi yang bisa membantu merancang perusahaan yang membuat kerja bisa menjadi sebuah pengalaman flow. Prasyarat Flow Komitmen dari pihak atas sangat membantu timbulnya flow. Kepemimpinan perrusahaan harus menyepakati bahwa mereka terutama sekali bertanggung jawab akan kesejahteraan emosional para pekerja, melampaui tanggung jawab mereka terhadap produk, profit, dan market share. Jika ita menaruh perhatian pada pertumbuhan dan kebahagiaan seharusnya kita berusaha mencari cara untuk mengubah lingkungan kerja yang suram menjadi tempat yang merangsang flow. Misalnya Mike Murray dari Microsoft melukiskan tiga hal umum yang menentukan sukses bisnis, yaitu : pertama, jika manajer memastikan setiap anggota tim mempunyai tujuan yang jelas yang menunjukkan apakah harus dikerjakan sehubungan dengan kebutuhan perusahaan. Kedua, manajer yang kompeten dalam merencanakan semua aktivitas bertahap yang harus dikerjakan. Ketiga, keterampilan manajer dalam memelihara komunikasi dan umpan balik. Hal-hal tersebut menstimulasi pertumbuhan kemampuan pekerja, memungkinkan terjadinya flow, dan juga memberi andil bagi efektivitas tim. Memperjelas Tujuan Perusahaan Pekerja sulit berkonsentrasi untuk mencapai tujuan perusahaan jika mereka tidak memahami tujuan itu atau salah memahami. Ciri khas sebuah perusahaan yang sehat adalah komunikasi berbasis kepercayaan. Kalau bawahan tidak bisa memercayai komitmen pemimpin terhadap visi dan nilai-nilai perusahaan, dan jika pemimpin tidak memercayai kesetiaan bawahannya, perusahaan itu akan segera hancur. Ada beberapa penyebab yang membuat tujuan perusahaan yang tidak jelas, yaitu : 1. Misi yang tidak jelas bagi siapapun Setiap perusahaan yang berjalan dengan baik tidak hanya memiliki rencana bisnis yang baik, tetapi juga seperangkat nilai inti yang terungkap dalam perilaku pemimpin yang diperkuat melalui pernyataan tertulis dan komunikasi verbal. Alfred Zeien mempunyai sebuah filsafat kepemimpinan bisnis, seharusnya kita menghabiskan 90 % waktu kita pada 3P (people, product, purpose). 2. Jajaran manajer tidak punya pemahaman yang jelas akan misi perusahaan. Banyak orang yang memiliki kekuasaan takut terlihat tidak berwawasan dan cenderung sok tahu daripada mengakui ketidaktahuan mereka. 3. Bawahan tidak punya pemahaman yang jelas akan misi perusahaan. Tujuan-tujuan Performa Tujuan perusahaan yang terdefenisi dengan jelas belum mampu menciptakan kondisi yang memadai untuk mengalami flow. Sebab kita harus tahu apa yang harus dikerjakan dan seberapa bagus yang harus dijalankan. Orang sering tidak mampu menentukan tujuan dan aturan main mereka dan bisa dengan tepat menjalankan perintah-perintah yang mereka terima tetapi mereka takut untuk menciptakan atau mengubah strategi ketika menemukan jalan buntu. Keadaan seperti itu akan melahirkan kekacauan. Cara terbaik yang dilakukan manajer untuk membantu lahirnya fleksibilitas dalam performa menuju target adalah dengan memberi peluang orang untuk belajar sembari mempraktikkan dan jika perlu dbarengi dengan kegagalan. Misalnya dengan memberi tugas pada seseorang tanpa disertai instruksi yang jelas tentang cara pengerjaannya. Terkadang kita menjumpai individu yang sangat pandai menemukan flow dalam kerja. Sehingga meskipun harus menjalankan pekerjaan dengan parameter ketat, mereka akan mengubahnya menjadi aktivitas yang jauh lebih menarik dengan menyesuaikan performa dengan kebutuhan-kebutuhan mereka sendiri, sekalipun tidak seorangpun selain mereka menyadarinya. Faktor yang mendasari kemampuan menetapkan target adalah kemauan untuk mencurahkan perhatian pada pekerjaan, untuk mencurahkan energi psikis ke dalam tindakan kita dan akibat-akibatnya. Seberapa Baik Saya Bekerja ? Sangat bermanfaat bilaa kita mengetahui dengan pasti tugas yang harus dikerjakan. Kita juga perlu tahu dari tahap ke tahap apakah kita semakin dekat dengan tujuan pekerjaan. Seberapapun gigihnya, kita akan segera frustasi karena tidak tahu apakan kita telah membuat kemajuan atau hanya berjalan di tempat dan berputar-putar. Menyelaraskan Tantangan dan Kemampuan Lingkungan kerja sangat menentukan orang yang bekerja di dalamnya bisa berkembang. Beberapa orang mampu menemukan cara kerja terbaik di manapun mereka ditempatkan. Namun, manajer bertanggung jawab memberikan kesempatan agar setiap kemampuan pekerja dapat dimanfaatkan dan diasah semaksimal mungkin. Kemampuan tidak naya mencakup teknik dan pengetahuan, tetapi seluruh kapasitas manusia yang dimiliki seseorang seperrti nilai, emosi, humor, dan kasih sayang jika semua kapasitas ini diekspresikan dalam pekerjaan, tempat kerja tidak akan menjadi sebuah ajang yang menyuburkan kompleksitas. Keseimbangan ideal antara tantangan dan kemampuan tidak bisa berjalan stabil dalam waktu yang cukup lama. Salah satu komponen adalah dominan. Pada titik inilah dibutuhkan penyesuaian. Kondisi lain yang membuat kerja menjadi aktivitas flow adalahh kesempatan untuk berkonsentrasi. Dalam banyak pekerjaan, interupsi terus-menerus bisa menyebabkan kondisi darurat dan gangguan kronis. Stres tidak hanya dihasilkan oleh kerja keras, tetapi bisa juga diakibatkan peralihan perhatian dari satu tugas ke tugas lain tanpa kemampuan mengendalikan proses itu. Jika seseorang bekerja menangani suatu masalah selama beberapa jam, kemudian tertanggu oleh panggilan telepon, mungkin diperlukan waktu setengah jam agar ia bisa kembali terfokus pada masalah yang ditanganinya sebagaimana sebelum ia menerima telepon. Salah satu kontrol yang penting adalah kontrol atas waktu. Bila seseorang telah terserap ke dalam flow akan kehilangan kesadaran akan waktu. BAGIAN 3 : FLOW DAN DIRI 7. Jiwa bisnis Hanya menyediakan komponen flow tidaklah memadai untuk memastikan perusahaan akan menjadi tempatkerja yang meemuaskan. Gaji adalah pendorong yang memotivasi beberapa karyawan untuk memenuhi volume minimal kerja. Bagii sebagian karyawan lain tantangan naik ke level yang lebih tinggi membuat mereka terfokus untuk beberapa saat. Namun, insentif sendiri jarang sekali bisa cukup menginspirasi para pekerja untuk memberikan kerja terbaik. Untuk innilak diperlukan sebuah visi, sebuah tujuan umum yang memberi makna pada pekerjaan, sehingga seseorang bisa menenggelamkan diri dalam tugasnya dan mengalami flow tanpa keraguan atau penyesalan. Komponen terpenting dari visi tersebut adalah jiwa. Apa Itu Jiwa? Jiwa adalah manifestasi dari kompleksitas yang dicapai oleh sistem saraf kita. Manusia memiliki pikiran, kemauan, dan pemahaman, berarti manusia memiliki jiwa rasional yang memungkinkan mereka melakukan suatu hal. Dalam banyak agama jiwa diyakini esensi ketuhanan yang ditempatkan Tuhan dalam tubuh kita. Sebuah sistem memiliki jiwa bila ia menggunakan sebagian surplus energinya untuk menggapai hal-hal di luar dirinya dan menginvestasikan energi itu ke dalam sistem lain, dan dalam proses tersebut ia menjadi stakeholder dalam entitas yang lebih besar dari dirinya. Pada level manusia, kepedulian, empati, kedermawanan, tanggung jawab dan kasih adalah beberapa menifestasi penting dari jiwa. Jiwa dan Visi Ketika para pebisnis mendiskusikan “visi” mereka biasanya mengacu pada pengucapan jiwa. Dengan kata lain visi adalah ekspresi ddari cara mengada yang belum lagi ada. Visi adalah antisipasi terhadap kondisi masa depan organisasi. Orang-orang yang ingin kita sentuh dalam bisnis adalah karyawan. Untuk itu visi perusahaan harus meliputi penciptaan lingkungan yang manusiawi bagi aktivitas kerja. Tidak ada jaminan bahwa seorang pemimpin atau sebuah pperusahaan yang termotivasi oleh sebuah visi akan betul-betul bertindak sepenuh jiwa sering nilai-nilai hanya berhenti sebagai niat baik yang menyembunyikan perilaku egois. Akan tetapi, jika sebuah visi benar-benar diyakini dan dilaksanakan, ia akan menghimpun energi para anggota suatu perusahaan. Visi yang sejati memberikan tujuan yang layak diperjuangkan tanpa perlu mengutamakan imbalan yang bisa diberikan pekerjaan apapun. Tanpa visi seperti ini, satu-satunya alasan untuk bekerja adalah mendapat bayaran dan promosi gaji dan promosi adalah insentif yang kuat, tetapi terbatas pada motivasi. Jika orang tidak puas dengan bayaran dan promosi, maka jumlah energi mental yang dicurahkannya dalam perusahaan akan merosot. Sementara, jika pekerjaan ikut berkontribusi pada pencapaian suatu tujuan yang lebih besar, kepuasan karena menjadi bagian dari usaha kreatif berubah menjadi sumber motivasi yang sangat kuat. Jiwa yang Agung Sifat yang menyebabkn seseorang jauh dari sifat egoisme adalah empati, atau sensitivitas terhadap kebutuhan orang lain. Penting bagi pemimpin untuk percaya bahwa tindakan mereka membantu para pekerja mereka, pelanggan, masyarakat dan lingkungan tempat mereka tinggal. Seorang pemimpin memiliki kunci rahasia suksesnya dari sikap empati. Duduk berdampingan dengan pelanggan dan memahami kebutuhan mereka. Jadi, empati sangat berpengaruh terhadap aktivitas apapun termasuk bisnis. Akibat utama dari empati adalah penghargaan. Menyikapi rekan, pelanggan, dan bawahan dengan penuh penghargaan adalah salah satu nilai yang paling sering ditekankan oleh kelompok pemimpin. Penghargaan dan saling menghargai sangat penting. Kita harus berpikir dengan memerhatikan bagaimana orang lain yang menjadi rekan kerja berpikir dan mencoba menempatkan diri dalam posisi mereka. Tanpa penghargaan, daya dorong sebuah trransaksi bisnis akan berubah menjadi situasi saling curiga dan saling benci. Hal yang memungkinkan para pemimpin dapat terfokus dalam kerja dan efektif mengedepankan visi adalah keyakinan tulus bahwa usaha mereka akan ikut menciptakan dunia yang lebih baik. Oleh karena pandangan mereka menyentuh jiwa, menyentuh kebutuhan kita untuk berhubungan dengan tujuan yang lebih mulia, maka orang-orang lain bersedia mengikuti panduan mereka dan menemukan flow dalam kerja. 8. Menciptakan flow dalam hidup Untuk memunculkan sebanyak-banyaaknya flow dalam kehidupan kita langkah pertama yang harus diambil adalah menentukan prioritas-prioritas kita yang kita yakini layak dilakukan. Pemahaman ini akan menentukan tujuan utama yang akan mentransformasikan kehidupan yang tidak menentu menjadi perjalanan yang penuh tujuan dan menyenangkan. Hal ini juga membantu terbentuknya visi. Meskipun setiap orang berasumsi bahwa identitas dirinya sangat transparan, sesungguhnya jati diri seseorang adalah salah satu hal di dunia ini yang paling tersembunyi di balik tabir yang mengecoh. Siapakah Anda? Mengenali diri sendiri adalah syarat untuk hidup bahagia. Mengenal diri bukanlah semata-mata mencari apa yang ada dalam diri kita, melainkan lebih dari itu, adalah menciptakan jati diri yang kita ingin capai. Mengembangkan Kekuatan, Menemukan Peluang Dalam menciptakan jati diri kita, sangat logis jika kita harus menumbuhkembangkan kekuatan kita. Sebagian dari kita dilahirkan dengan kekuatan fisik yang lebih besar. Orang yang dianugerahi bakat tertentu lazimnya akan mengikuti apa yang terasa mudah baginya. Tetapi sering kali kita tidak tahu apa talenta kita, sebab kita tidak pernah punya kesempatab untuk mengujinya. Apa saja yang bisa kita kerjakan dengan baik, bisa kita nikmati, dan dibutuhkan layak diperlakukan secara serius sebagai keterampilan yang harus dikembangkan. Orang yang menghabiskan sebagian besar hidup mereka dalam apati dan kesantaian tidak pernah memerhatikan peluang untuk beraksi yang ada di sekitar mereka, atau jika melihatnya mereka percaya mereka tidak harus ikut terlibat di dalamnya. Segala sesuatu yang baru atau belum pernah dicoba, dianggap berada di luar jangkauan, tetapi juga membuatnya sulit menemukan kemampuan terpendam yang mungkin dimilikinya. Menemukan Tempat yang Tepat Ada dua pendekatan utama yang biisa dipakai untuk memastikan bahwa tantangan di tempat kerja akan memberikan level tantangan yang sesuai dengan kemampuan kita, yaitu : • Pendekatan kewirausahaan dengan mambuat usaha sendiri. Salah satu daya tarik utama dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menetapkan tujuan kita sendiri dan menentukan tugas yang sangat sesuai dengan keterampilan kita. • Mencari lingkungan yang sesuai talenta kita. Kita mencari pekerjaan bukan demi menemukan sumber pendapatan saja, namun keseluruhan identitas. Banyak orang ketika memasuki pekerjaan pertama masih belum yakin tentang apa yang mereka inginkan dan kemampuan mereka. Pengalaman mereka selama bekerja pada periode inilah yang akan menentukan arah yang mereka tempuh dalam menapaki karier profesional.

Tidak ada komentar: