Senin, 29 April 2013

BANK KOMERSIAL

BANK KOMERSIAL Pendahuluan Di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, Jepang dan Kanada, sumber dana eksternal bagi perusahaan-perusahaan non keuangan, sebagian besar berasal dari pinjaman (loan) dan pinjaman terbesar berasal dari pinjaman bank. Informasi tersebut menunjukkan peranan bank dalam mendukung aktivitas bisnis dalam perekonomian. Bank adalah anggota lembaga keuangan yang paling dominan, mampu memobilisasi dana dalam jumlah besar dibandingkan anggota lembaga keuangan lainnya. Bank komersial muncul karena mampu menekan ongkos transaksi, yang sangat mahal dibandingkan transaksi langsung. Bank Komersial Sebagai Perantara Keuangan Dalam transaksi keuangan adanya informasi yang asimetris antara pemilik dan peminjam dana yang sangat intensif serta perbedaannya sangat jauh. Peminjam danalah yang paling mengetahui alokasi dana yang dipinjamnya. Keadaan tersebut berpotensi memuculkan perilaku pilihan merugikan dan bahaya moral yang mengakibatkan pelaku transaksi, dalam hal ini pemilik dana menghadapi resiko. Sebelum transaksi, peminjam ‘jelek’ (peminjam dengan kredibilitas rendah atau memiliki kemampuan rendah untuk mengembalikan utang) berpotensi melakukan pilihan merugikan dengan seolah-olah peminjam ‘bagus’ (peminjam dengan kredibilitas tinggi) supaya memperoleh pinjaman. Cara yang dilakukan yaitu memanipulasi data laporan keuangan sehingga tampak ‘prospektif’ dalam melunasi hutangnya. Jika hal itu terjadi, maka pihak pemilik dana menghadapi resiko memilih peminjam ‘jelek’ yang terlihat seperti peminjam ‘bagus’ karena malekukan pilihan merugikan. Akibatnya, pemilik dana menghadapi resiko kemungkinan dananya tidak kembali. Setelah transaksi, resiko yang dihadapi pemilik dana adalah peminjam berpotensi melakukan bahaya moral, memaksimumkan utilitas dirinya. Cara yang dilakukan antara lain dengan menginvestasikan dana pinjaman ke investasi yang tidak sesuai dengan kontrak atau investasi yang memberikan tingkat pengembalian (return) yang tinggi dan juga beresiko tinggi. Resiko-resiko itu menyebabkan pemilik dana mengenakan bunga yang tinggi bagi dananya, atau bahkan tidak meminjamkan dananya sama sekali. Hal itu menunjukkan transaksi secara langsung sangat mahal. Bank komersial muncul karena mampu menekan ongkos transaksi. Resiko yang dihadapi bank/pemilik dana karena adanya perilaku pilihan merugikan dan bahaya moral dari peminjam dapat ditekan dengan cara menyewa tenaga ahli seperti auditor yang dapat membedakan peminjam ‘bagus’ dan ‘jelek’. Bank dapat melakukan pengawasan untuk menekan bahaya moral. Kedua cara tersebut dapat dilakukan bank dengan biaya (upah) yang semakin murah dengan semakin banyak transaksi. Aktivitas Bank Komersial Bank komersial sebagai lembaga perantara keuangan berfungsi mengumpulkan dana dari deposan (supplier dana) dengan menerbitkan kewajiban, dan mengalokasikan ke pihak debitor (demander dana) sehingga menjadi aset bank. Aktivitas bank dapat dilihat dari neracanya (balance sheet). Neraca bank komersial terdiri dari dua bagian, yaitu kewajiban dan assets. Bagian kewajiban (liabilities) adalah instrumen bank komersial untuk menarik dana dari pihak ketiga (deposan/kreditor) yang terdiri dari : 1. Cek giro (checkable deposits) Cek giro merupakan simpanan nasabah yang dapat dicairkan dengan menulis cek, sehingga memiliki likuiditas yang tinggi. Jika deposan atau pemegang cek yang namanya tercantum di dalam cek menunjukkan cek tersebut kepada bank dan meminta penarikan dana, maka bank wajib membayarnya dengan segera atau menambahkan dana tersebut ke dalam rekening pemegang cek. Karena likuiditas yang tinggi, bank hanya memberikan pengembalian yang rendah. Dengan demikian bagi bank komersial, cek giro adalah instrumen untuk memperoleh dana dengan memberikan bunga rendah, tetapi dengan kompensasi likuiditas yang tinggi. 2. Nontransaction deposits Instrumen ini merupakan sumber dana bank dimana bank membatasi likuiditasnya. Ada 2 macam nontransaction deposits yaitu tabungan (saving deposits) dan deposito berjangka (time deposits). Dalam rekening tabungan, transaksi dan pembayaran bunga dicatat dalam buku tabungan (passbook), sedangkan deposito berjangka adalah simpanan yang memiliki waktu jatuh tempo (maturity date). 3. Pinjaman (borrowings) Dalam kondisi kekurangan dana, misalnya karena nasabah menarik dananya secara berlebihan, maka bank dapat mencari pinjaman dana di pasar antarbank (fed fund market). Di pasar tersebut, bank saling meminjam dana, yang disimpan di bank sentral untuk memenuhi cadangan minimum yang ditetapkan oleh bank sentral. 4. Modal bank (capital bank) Kekayaan neto dari bank adalah selisih antara total aset dan total kewajiban. Komponen penting dari kapital/modal adalah cadangan kerugian pinjaman (loan-loss reserves), yaitu dana yang dipersiapkan sebagai peredam terhadap penurunan terhadap nilai aset bila terjadi kredit macet (loan loss). Modal bank dapat ditingkatkan dengan menerbitkan saham baru atau meningkatkan laba ditahan (retairned earnings), yang dapat menurunkan penerimaan pemegang saham. Bank meningkatkan cadangan kerugian pinjaman sebelum terjadi kredit macet, karena lebih baik memersiapkan potensi kerugian pinjaman ketika memiliki laba tinggi daripada mengalami kredit macet ketika memiliki laba yang rendah. Bagian aset/aktiva merupakan dana yang diperoleh bank yang dialokasikan untuk membeli aset atau memberikan pinjaman kepada debitor, yang terdiri dari : 1. Cadangan (reserves) Ada dua jenis cadangan, yaitu cadangan minimum dan cadangan lebih. Cadangan minimum merupakan kewajiban bank umum/komersial untuk menyimpan bagian tertentu dari dananya di bank sentral. Cadangan lebih merupakan dana tunai yang dimiliki bank untuk memenuhi transaksi hariannya, yang disimpan di brankas dan merupakan aset bank yang paling likuid. Kedua jenis cadangan tersebut tidak memberikan pengembalian bagi bank. Cadangan minimum dapat digunakan untuk mengendalikan jumlah uang beredar. Jika jumlah uang beredar terlalu banyak sehingga menimbulkan inflasi, maka bank sentral dapat menekannya dengan menaikkan cadangan minimum. 2. Cash items in process of collection Merupakan aliran dana yang belum diterima oleh bank, misalnya bank menerima simpanan dalam bentuk cek yang dikeluarkan oleh bank lain. Bank baru akan menerima dananya beberapa hari kemudian. 3. Deposits at orher banks Bank-bank kecil menyimpan bagian tertentu dananya di bank-bank besar untuk memperoleh jasa correspondental banking, seperti check collection, transaksi valuta asing dan transaksi pembelian sekuritas. 4. Securities (surat berharga/sekuritas) Sekuritas merupakan aset bank yang penting karena memberikan pendapatan yang cukup besar. Bank komersial mengalokasikan sebagian dananya untuk membeli sekuritas pemerintah yang memiliki risiko default lebih rendah dan likuiditas yang tinggi, dan merupakan cadangan sekunder bagi bank. Bank komersial dilarang menginvestasikan dananya ke sekuritas swasta karena memiliki risiko default tinggi. 5. Loans (kredit) Pinjaman atau kredit merupakan aset utama dari bank komersial yang memiliki likuiditas yang lebih rendah dibandingkan aset bank lainnya, karena dana kredit hanya dapat dicairkan pada waktu jatuh tempo. Kredit juga memiliki risiko default yang tinggi, dan memberikan pengembalian yang tinggi dibandingkan aset bank lainnya. 6. Physical assets Berupa harta tetap dan inventaris seperti kantor, peralatan dan perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk menjalankan usaha perbankan secara meyakinkan. Instrumen-instrumen aset memiliki waktu jatuh tempo relatif lebih panjang dibandingkan instrumen-instrumen kewajiban. Karakteristik Bisnis Bank Komersial Bank memperoleh keuntungan dengan menjual kewajiban dengan serangkaian karakteristiknya (merupakan kombinasi antara likuiditas, risiko dan pengembalian/return) dan menggunakan dana tersebut untuk membeli aset dengan serangkaian karakteristik lain. Sebagai contoh, bank menerbitkan cek giro yang memberikan likuiditas yang tinggi dengan risiko dan pengembalian yang rendah. Kemudian mengalokasikan dana tersebut dengan memberi pinjaman ke sektor bisnis, yang memiliki likuiditas yang renddah, dengan pengembalian dan resiko yang tinggi. Bisnis bank disebut aset transformation, karena bisnis bank mengubah aset nasabah menjadi aset bank. Bank memperoleh keuntungan dengan meminjam dana jangka pendek (dengan kewajiban yang redah) dan mengalokasikan dana tersebut ke aset jangka panjang (yang memberikan bunga yang tinggi). Selisih suku bunga jangka panjang dan jangka pendek disebut spread, yang merupakan keuntungan bank. Prinsip Umum Manajemen Bank Manajer bank komersial memiliki 4 tugas utama, yaitu : 1. Manajemen utang/kewajiban (liability manajemen) Pengelolaan kewajiban merupakan tugas manajer bank untuk memperoleh dana secara optimal. Cara untuk meningkatkan kewajiban bank adalah dengan mengembangkan pasar antar bank (fed-fund market), dan mengembangkan innstrumen keuangan baru, seperti Negotiable Certificate Of Deposits (CD) sehingga memampukan bank-bank tersebut memperoleh dana secara cepat. 2. Manajemen aset (asset management) Pengelolaan aset adalah tugas manajer bank untuk mengalokasikan dana secara optimal. Untuk memaksimumkan keuntungannya, bank mengalokasikan dananya ke aset yang memberikan pengembalian yang tinggi, risiko yang rendah, dengan tingkat likuiditas yang cukup. Beberapa cara untuk memaksimumkan keuntungan adalah : • Mencari peminjam yang bersedia membayar bunga yang tinggi, tetapi memiliki risiko default yang rendah • Membeli sekuritas yang memberikan pengembalian yang tinggi dan risiko yang rendah • Menerapkan prinsip diversifikasi aset untuk menekan risiko 3. Manajemen likuiditas (liquidity manajemen) Pengelolaan likuiditas adalah tugas manajer bank untuk memenuhi penarikan dana nasabah secara optimal. Untuk itu bank harus memiliki dana kas/ tunai yang cukup, sehingga penarikan dana tidak mengganggu pos-pos lain dari neracanya. Akan tetapi cadangan yang tinggi akan menurunkan keuntungan bank, karena cadangan yang disimpan di brankas tidak memberikan pengembalian. Jika cadangan yang dimiliki tidak mencukupi untuk memenuhi kewajiban membayar dana nasabah, maka bank dapat melakukan beberapa pilihan, yaitu : • Meminjam ke bank atau perusahaan lain, dengan ongkos berupa suku bunga pinjaman • Menjual sekuritas yang dimiliki, untuk itu bank harus mengeluarkan ongkos transaksi yang semakin tinggi dengan semakin rendahnya likuiditas dari aset yang dimiliki. • Meminjam ke bank sentral, dengan ongkos berupa tingkat diskonto dan penurunan kredibilitas bank • Mengurangi pinjamannya dengan melakukan calling in loans, tidak memperpanjang pinjamannya. Bila bank memiliki cadangan yang cukup, bank dapat menghindari ongkos-ongkos tersebut, dengan kata lain, cadangan lebih yang cukup merupakan asuransi terhadap ongkos penarikan dana nasabah. 4. Manajemen kecukupan modal (capital adequacy management) Pengelolaan kecukupan modal merupakan tugas manajer bank untuk memenuhi kecukupan modal. Alasan bank untuk memenuhi kecukupan modal antara lain : • Menghindarkan bank terhadap kemungkinan terjadinya kegagalan bank • Jumlah modal yang dimiliki bank mempengaruhi pendapatan pemilik bank/ pemegang saham • Memenuhi batas minimum modal bank yang ditentukan regulator Aktivitas Di Luar Neraca (Off-Balanced Sheet Activity) Dengan kondisi yang semakin kompetitif, bank tidak lagi hanya melakukan aktivitas yang bersifat tradisional, yaitu mencari keuntungan dari selisih suku bunga aset dikurangi suku bunga liabilities. Bank juga melakukan aktivitas lain di luar neracanya (off-balanced sheet activities), seperti loan sales, aktivitas menjual jasa untuk memperoleh imbalan (fee), serta aktivitas trading dan teknik mengelola resiko. Loan sales Bank mengemas kembali pinjamannya menjadi sekuritas baru, dan menjualnya kembali dengan harga sedikit lebih tinggi, yaitu dengan memberikan suku bunga sedikit lebih rendah dari loan aslinya. Aktivitas menjual jasa untuk memperoleh imbalan (fee) Bank memperoleh tambahan penerimaan dengan menyediakan jasa khusus, seperti melakukan jual-beli valuta asing dan cek perjalanan untuk kepentingan pelanggan, menyediakan jasa mengumpulkan pembayaran bunga dan pinjaman pokok dari hipotik, dan menyediakan jasa penggaransian serta jasa bank lainnya. Aktivitas trading dan teknik mengelola risiko Bank mencari keuntungan dengan aktif dalam transaksi di pasar valuta asing. Selain itu, bank juga melakukan aktivitas trading financial derivative untuk menghindari risiko. Dengan karakteristik bisnis “borrowing short and lending long” bank menghadapi risiko perubahan suku bunga. Bila kewajiban bank lebih sensitif terhadap perubahan suku bunga dibandingkan aset, maka peningkatan suku bunga dapat menurunkan penerimaan bank. Untuk menghindari risiko tersebut dan menjamin kepastian penerimaan dari aset yang dimiliki, bank melakukan lindung nilai, dengan melakukan aktivitas trading financial derivative seperti forwards, futures, options dan swaps. • Forwards Kontrak forward adalah kesepakatan antara dua pihak untuk melaksanakan transaksi pada waktu tertentu di masa yang akan datang. • Financial futures Kontrak financial futures adalah transaksi jual beli sekuritas pada waktu sekarang dengan pengiriman di masa mendatang pada awaktu yang telah ditetapkan. • Options Kontrak options (opsi) memberi opsi/hak kepada pemegang options untuk mengeksekusi atau tidak mengeksekusi kontrak options selama periode waktu tertentu atau pada waktu jatuh tempo. Option terdiri dari dua jenis, yaitu call option dan put option. Call option (opsi beli) memberi hak kepada pemegang option untuk membeli instrumen keuangan pada harga tertentu dalam periiode waktu tertentu. Put option (opsi jual) memberi hak kepada pemegang option untuk menjual instrumen keuangan pada harga tertentu dalam periode waktu tertentu. • Swaps Swap merupakan kontrak keuangan yang memfasilitasi pertukaran dari serangkaian pembayaran dengan serangkaian pembayaran yang dimiliki pihak lain. Regulasi Bank Bank adalah lembaga pengutang paling besar. Dengan minimum modal sebesar 4%, berarti 96% asetnya diperoleh dari utang kepada deposan dan kreditor bank (pihak ketiga). Dengan adanya informasi yang asimetris, bank berpotensi melakukan pilihan merugikan dan bahaya moral. Bank berupaya memperoleh dana dari masyarakat dengan berbagai upaya, misalnya memberi bunga yang tinggi bagi simpanan nasabah atau pinjaman kepada lembaga lain, memberi hadiah atau menyelenggarakan undian. Bank selalu ingin tampak sebagai bank yang ‘bagus’ untuk menarik dana masyarakat. Dengan dana pinjaman dalam jumlah besar bank berpotensi melakukan bahaya moral, menginvestasikan dana pihak ketga ke investasi yang memberikan pengembalian yang tinggi, sehingga dana tersebut beresiko default. Bila pemerintah menjamin seluruh dana yang dikelola bank,maka perilaku bahaya moral bank semakin tinggi. Dengan demikian maka pihak deposan dan kreditor bank akan dirugikan. Pemerinah sebagai regulator yang dipilih oleh masyarakat, wajib memberikan perlindungan kepada masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah perlu meregulasi bank sehingga potensi kerugian masyarakat dapat dihindari dan proses investasi berjalan lancar, yang pada akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan pemerintah meregulasi bank adalah : 1. Meningkatkan ketersediaan informasi bagi investor/kreditor bank sehingga dapat mengambil keputusan investasi yang tepat. 2. Menjaga kesehatan sistem perbankan, menghindari kemungkinan terjadinya kegagalan/ kebangkrutan bank 3. Meningkatkan kemampuan kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas perekonomian Beberapa bentuk regulasi bank antara lain : • Melakukan seleksi / penyaringan tterhadap calon bankir dari perilaku pilihan merugikann dan bahaya moral • Memberi batasan suku bunga bank. Karena adanya sifat pilihan merugikan, bank (yang ingin tampil sebagai bank sehat) berpotensi mengakibatkan gelembung dana yaitu suku bunga naik tanpa landasan fundamental sehingga dapat menurunkan perekonomian. • Memberi batasan terhadap struktur aset, untuk menekan bahaya moral bank • Memberi batasan minimum CAR (Capital Adequacy Ratio) karena bank beresiko memiliki CAR yang rendah untuk menguntungkan pemilik bank • Mensyaratkan cadangna minimum sebagai instrumen otoritas moneter untuk mengendalikan jumlah uang beredar. • Mewajibkan bank memberi laporan keuangannya secara berkala karena bank dengan CAR rendah tidak memiliki insentif untuk mempublikasikan laporan keuangannya. • Mensyaratkan asuransi deposit (jaminan terhadap dana nasabah) untuk menjaga kredibilitas bank sehingga terhindar dari kemungkinan rush bila menghadapi masalah likuiditas. Aspek Makro Bank Komersial Aspek makro ditujukkan dari seberapa besar peran bank komersial dalam mempengaruhi jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Bank komersial berperan dalam menciptakan uang giral melalui pemberian kredit. Perbankan yang sehat akan membuat penciptaann uang giral berjalan mulus, ditunjukkan dengan rendahnya kredit macet. Sebaliknya meningkatnya kredit macet menurunkan aset bank, dan dapat menyebabkan bank menjadi kurang sehat/ insolvent (kewajiban lebih besar daripada aset). Kondisi ini akan membuat nasabah menarik dananya dari bank dan menyimpannya dalam bentuk aset lainnya, misal tanah, rumah dan benda berharga lainnya. Jika hal ini terjadi maka penciptaan uang giral menjadi terhambat, jumlah uang yang beredar berkurang dan begitu juag dengan perutmbuhan ekonomi. Bank Komersial Dalam Perspektif Internasional Dengan zaman yang semakin global, semakin mudah bagi peminjam dan investor untuk meminjam / menginvestasikan dana dari / ke luar negeri sehingga mendorong peningkatan pertumbuhan bank-bank asing di dalam negeri, dan dibukanya cabang-cabang diluar negeri. Kelemahan regulasi pemerintah terhadap bank-bank asing adalah bahwa pemerintah tidak dapat mengendalikan bank-bank asing yang tunduk pada aturan negara masing-masing. Selain itu, terdapat permasalahan yang kompleks dalam proses intermediasi secara internasional. Dalam sisterm perbankan domestik, bank sentral berperan melakukan supervisi dengan menjaga kesehatan sistem perbankan. Jika terjadi default maka bank sentral bertindak sebagai lembaga penyelamatan perbankan dengan memberikan pinjaman bunga ringan sehingga memungkinkan bank umum mampu mengatasi masalahnya. Akan tetapi, dalam sistem perbankan internasional, tidak / belum ada klausa mengenai hal ini. Otoritas moneter domestik tidak mampu menjangkau supervisi aktivitas perbankan internasional. Bila ada, maka bank secara naluri akan berinovasi untuk menghindarinya. Oleh karena itu, regulasi bank internasionalperlu dilakukan secara bersama dalam bentuk International Regulatory Cooperation.

Tidak ada komentar: